Opini tentang Pendidikan
Berkarakter bagi Generasi Bangsa (Menyikapi konflik yang disebabkan perbedaan
agama)
Menyikapi perbedaan agama yang terdapat di negeri kita ini, sungguh
memprhatinkan. Beerbagai kasus terjadi dikarenakan unsur sara karena agama,
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas peristiwa pembakaran
tempat-tempat ibadah seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan
tokoh-tokoh agama. Coba kita renungkan kembali bersama-sama, apakah kita ini
adalah salah satu golongan yang terbaik di antara mereka, sedangkan mereka yang
bukan golongan kita dianggap ekstrim bahkan harus dilawan, sementara kita harus
ingat bahwa negeri kita ini memiliki banyak ragam budaya dan agama. Kalau
selamanya kita seperti ini mengandalkan egoisme dan fanatisme yang berlebihan,
maka sampai kapanpun bangsa kita tidak akan rukun.
Munculnya toleransi beragama di masyarakat tentu tidak dapat muncul dengan
sendirinya. Ia adalah buah dari proses pendidikan yang panjang yang senantiasa
menekankan pada sikap menghargai perbedaan, apapun perbedaan itu. Kini, dengan
derajat toleransi beragama yang makin menurun di masyarakat, agaknya perlu
dicermati kembali bagaimana sistem dan proses pendidikan yang berjalan di
masyarakat.
Ternyata, di tengah makin inklusifnya kehidupan sosial umat beragama dan
makin sedikitnya dukungan kepada partai politik yang menjadikan agama sebagai
labelnya, dunia pendidikan menunjukkan kecenderungan ekslusifitas beragama yang
makin meningkat. Contohnya, makin maraknya sekolah-sekolah bernuansa agama yang
bersifat ekslusif, terutama yang didirikan oleh swasta. Sekolah-sekolah swasta
yang bernafaskan kebangsaan dan inklusif seperti Taman Siswa, dan sebagainya
kini kurang mendapatkan tempat di masyarakat. Para orang tua lebih memilih
sekolah-sekolah yang bernafaskan agama bagi putra-putrinya dengan alasan bahwa
pendidikan agama perlu ditanamkan secara dini. Di satu sisi, argumentasi
tersebut sangat tepat, tapi di sisi yang lain sang anak kehilangan kesempatan
untuk sejaki dini mengenal teman-temannya yang berbeda agama.
Sementara itu sekolah-sekolah negeri yang seharusnya bercirikan inklusif
justru malah ikut-ikutan trend masyarakat yang makin ekslusif. Di
sekolah-sekolah negeri bahkan setiap hari Jumat mewajibkan siswanya yang muslim
mengenakan busana Muslim, khususnya jilbab bagi pelajar putri. Bagaimana halnya
dengan pelajar putri yang non Muslim, apakah mereka juga wajib berjilbab pada
hari Jumat? Tentu tidak, mereka hanya wajib “menyesuaikan diri”. Dalam proses
“penyesuaian diri” itulah banyak pelajar putri non Muslim yang mengalami
perasaan diskriminasi dan dibedakan hanya karena mereka tidak berjilbab.
Belum
lagi, bila berbicara tentang muatan pelajaran agama di sekolah yang kurang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal agama di luar agamanya
masing-masing. Kepada setiap siswa hanya ditanamkan tentang kebenaran agama dan
keyakinan masing-masing, tanpa diberikan pemahaman bahwa “kebenaran” ada juga
di agama lain. Sifat doktriner pelajaran agama di sekolah telah menutup ruang
bagi siswa untuk mengenal “kebenaran” agama lain yang kemudian pada gilirannya
dapat menimbulkan sikap menghargai perbedaan, sikap toleransi beragama.
Sudah saatnya para orang tua mengambil pilihan-pilihan bijak demi tumbuhnya
sikap toleransi beragama pada putra-putrinya. Para orang tua hendaknya
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang inklusif dan memberikan
tambahan les agama secara privat untuk memperkuat ilmu agama dan moral
putra-putrinya. Dengan bersekolah di lembaga pendidikan yang inklusif, sang
anak akan mendapatkan kesempatan mengenal teman-temannya yang mempunyai
keyakinan berbeda sehingga pada gilirannya akatan menumbuhkan sikap toleransi
beragama. Insya Allah kerukunan umat pun akan terjaga!
Sebagai guru harus bisa memposisikan dan mengarahkan siswa-siswinya untuk
mengikuti berbagaik kegiatan keagamaan yang penting untuk mempertajam nilai-nilai
keruhanian siswa-siswi. Bukan hanya tugas guru pendidikan agama saja
mengarahkan siswa untuk sholat misalnya, namun kepedulian dari guru-guru yang
lain pun perlu ditingkatkn demi meningkatya akhlak atau karakter genrasi bangsa
yang mulia.
Terimakasih anda telah membaca artikel tentang Pendidikan Karakter Generasi Bangsa. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan anda untuk mencantumkan link https://pakazi.blogspot.com/2015/08/pendidikan-karakter-generasi-bangsa.html. Terimakasih atas perhatiannya.