• Home
  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Sitemap
  • Privacy Policy
Belajar PAI Online
  • Home
  • Profile
  • Daftar Isi
  • Materi PAI
    • Materi Kelas X
    • Materi Kelas XI
    • Materi Kelas XII
  • SOAL PAI
    • SoaL UAS
    • Soal UKK
  • RPP PAI
    • RPP KTSP Kelas X,XI,XII
    • RPP Kurikulum 2013
      • RPP SD Kur 2013
      • RPP SMP Kur 2013
      • RPP SMK Kur 2013
    • Silabus PAI SMK
  • Video PAI
    • Video PAI Kelas X
    • Video PAI Kelas XI
    • Video PAI Kelas XII
  • Ebook
  • Ulangan Online
  • Quran Online
  • Porsi Haji
Home » kebiasaan guru waktu mengajar » kesalahan guru dalam mengajar » Kumpulan Motivasi » Trik Guru Mengajar » Sharing Kebiasaan Guru di Kelas

Sharing Kebiasaan Guru di Kelas

Mengenal Beberapa Kesalahan yang dilakukan seorang Guru dan Jadilah Guru Yang Bisa Memahami Siswa
      
       Assalamu 'alaikum wr.wb jumpa lagi di blog pakazi yang sederhana ini. Kali ini saya tidak akan menggurui Anda sebagai Bapak/Ibu Guru, tetapi lebih kepada sharingi apa yang telah biasa dilakukan seorang Guru pada umumnya, juga bukan ingin membandingkan kualitas keilmuan karena saya menganggap saya sendiri belum menguasai kaidah Ilmu pendidikan secara mendetil, makanya saya ingin mendapat pengalaman baru dari Bapak /Ibu Guru yang sudah expert.

Adapun Hal-hal yang sering terjadi diantaranya : 
 
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran
     Tugas guru paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus menunjukan bahwa diatara para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukan alasan yang mendasari asumsi itu keliru asumsi tersebut seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas, sehinga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Guru itu seorang profesional, tapi masih banyak guru enggan membuat persiapan secara benar. Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah. Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Dengan persiapan yang terencana baik, maka hasil pembelajaran siswa dapat menggembirakan semua komponen pembelajaran.”Ingin berhasil dalam mengajar, buat persiapan secara matang!” Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film. Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik. Begitu pula, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar.
     Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu system, yang jika salah satu komponennya terganggu, maka akan menggangu seluruh system tersebut. Sebagai contoh, guru harus selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan pembelajaran, serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan perkembangan zamannya. Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan yang berbahaya, yang dapat merugikan perkembangan peserta didik.
 
2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negative
         Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui perhatian guru yang positif, sebaliknya perhatian yang negative akan menghambat perkembangan peserta didik. Mereka senang jika mendapat pujian dari guru dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan. Namun sayang kebanyakan guru terperangkap dengan pemahaman yang keliru tentang mengajar, mereka menganggap mengajar adalah menyampaikan materi kepada peserta didik, mereka juga menganggap mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Tidak sedikit guru yang sering mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik, dan tidak membuat masalah. Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta didik, lalu segera memberi hadiah atas prilaku tersebut dengan pujian dan perhatian, disisi lain, guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negative, dan mengeliminasi perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali. Guru bisa mencontohkan berbagai perilaku peserta negative, misalnya melalui ceritera dan ilustrasi, dan memberikan pujian kepada mereka karena tidak melakukan perilaku negative tersebut.

3. Menggunakan Destructive Discipline
           Seringkali guru memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik diluar kelas (PR), namun jarang sekali guru yang mengoreksi pekerjaan peserta didikdan mengembalikannya dengan berbagai komentar, kritik dan saran untuk kemajuan peserta didik. Yang sering dialami peserta didik adalah gru sering memberikan tugas , tetapi tidak pernah member umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan. Tindakan tersebut merupakan upaya pembelajaran dan penegakan disiplin yang destruktrif, yang sangat merugikan perkembangan peserta didik.
 
4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
          Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang social ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya.
Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.
 
 5. Merasa Paling Pandai
        Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umumnya para peserta didik disekolahnya relative lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa peserta didik tersebut lebih bodoh dibanding dirinya, peserta didik dipandang sebagai gelas yang perlu di isi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat menyesatkan , karena dalam kondisi seperti sekarang ini peserta didik dapat belajar melalui internet dan berbagai media massa, yang mungkin guru belum menikmatinya. Dalam hal ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta, bahkan disebut guru ortodok.

6. Diskriminatif
         Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberi kemudahan belajar secara adil dan merata, sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang tidak adil, sehingga merugikan perkembangna peserta didik, dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan, terutama dalam penilaian. Penilaian merupakan upaya untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memeberikan penilaian harus dilakukan secara adil, dan benar-benar merupakan cermin dari perilaku peserta didik.
 
7. Memaksa hak peserta didik        Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang sering dilakukan guru, sebagai akibat dari kebiasaan guru berbisnis dalam pembelajaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Guru boleh saja memiliki pekerjaan sampingan, memperoleh penghasilan tambahan, itu sudah menjadi haknya, tetapi tindakan memaksa bahkan mewajibkan peserta didik untuk membeli buku tertentu sangat fatal serta kurang bisa digugu dan ditiru. Sebatas menawarkan boleh saja, tetapi kalau memaksa kasihan bagi orang tua yang tidak mampu.
        Tentunya kesalahan-kesalahan di atas patut kita hindari meskipun tentunya sebagai manusia sulit rasanya untuk menghindar seratus persen dari kesalahan sebagaimana disebutkan di atas. Sebagai seorang guru kita juga jangan berlindung kepada sifat-sifat kemanusiaan kita untuk tidak mau merubah perilaku-perilaku yang cenderung merugikan siswa. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Kata kuncinya: Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.Ya, belajar dari buku, belajar dari teman, belajar dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri.

Beberapa kesalahan seorang Guru
      
31 Kesalahan seorang guru dalam pembelajaran. Sadar atau tidak sadar, hal ini wajib dihindari oleh para guru agar tidak “mencederai” proses belajar dan tentunya tidak memberikan pengaruh buruk bagi siswa. Berikut 31 hal tersebut :
1. Duduk di atas meja sewaktu proses pembelajaran.
2. Guru Sering Terlambat
3. Guru Sering Mengantuk Ketika Mengajar
4. Guru Yang suka menyuruh siswa untuk mencatat materi dan meninggalkan kelas dengan dalih ada ijin/keperluan
5. Guru yang temperamental (sering memarahi siswa baik itu kesalahan kecil maupun besar)
6. Guru yang suka ringan tangan
7. Guru yang hanya menjelaskan dengan berceramah tanpa ada komunikasi aktif, sehingga siswa mengantuk bahkan ada yang tidur

8. Sambil merokok saat mengajar.
9. Makan saat mengajar.
10. Bermain Hp atau Online saat mengajar.
11. Tertidur. Meski jarang terjadi, tapi ternyata hal ini pernah dialami juga. Biasanya jika sang Guru hanya menyuruh siswanya membaca buku pelajaran saat pelajaran berlangsung (monoton).
12. Menganggap diri paling pintar. Banyak yang bilang jika Doktor atau professor itu karena saking pintarnya sehingga membuat banyak mahasiswa tidak mengerti apa yang disampaikan kepada mereka. Seorang Guru tidak bisa menjadi seperti itu, Guru memiliki kewajiban untuk tidak hanya memintarkan diri sendiri tapi juga siswa-siswanya, sehingga kerendahan hati dan mampu menghargai kecerdasan dan potensi murid-muanridnya adalah kunci seorang guru yang hebat.
13. Monoton dalam menyampaikan materi. Indikasinya jika ada siswa yang tertidur saat jam pelajaran berlangsung.
14. Tidak disiplin. Tepat waktu mungkin menjadi hal yang berat bagi orang Indonesia, ya hal ini semakin parah jika sikap tidak disiplin ini dicontohkan oleh para Guru.
15. Bolos.
16. Komunikasi tidak efektif.
17. Berpakaian tidak rapi. Kini guru tidak lagi identik dengan sepeda butut, baju lusuh. Tampil rapi apalagi bagi guru yang mempunyai keadaan ekonomi yang baik adalah hal wajib.
18. Tidak melakukan evaluasi. Hal yang unik pernah terjadi, saat seorang guru ternyata memeberikan nilai kepada siswa yang sudah meninggal dunia, mengindikasikan jika guru tersebut tidak melakukan evaluasi saat pemberian nilai, tapi dari hasil abrakadabra…..
19. Membiarkan menyontek.
20. Membocorkan jawaban ujian. No 13 dan 14 tentu saja akan menyemarakkan generasi koruptor di negeri ini. Jika kita para guru sepakat bahwa tujuan utama pendidikan bukanlah nilai (terutama SMK yang mengutamakan kompetensi). Maka sudah seharusnya pengembangan kreativitas dan potensi anak yang menjadi agenda utama, bukan membiarkan jalan-jalan pintas yang akan merusak masa depan mereka yang dilestarikan.
21. Mengubah perolehan nilai. Jangan mengurangi dan melebihkan, objektif saja sesuai kemampuan anak.
22. Memberikan soal yang tidak diajarkan. Jangan membuat stress dan depresi anak-anak dengan memberikan soal ujian yang tidak pernah mereka sentuh.
23. Menanamkan permusuhan dan kebencian. Hal yang paling indah saat menjadi guru, adalah saat kita mampu menanamkan sikap saling menghormati, menghargai dan cinta pada setiap generasi muda. Amal Jariyah cui…..
24. Mengajarkan pornografi.
25. Melakukan pelecehan seksual. Ini mah Naudzubillah, kita para guru itu dipercaya. Jangan membalasnya dengan melakukan hal-hal seperti nomor 18 dan 19.
26. Tidak perduli terhadap presensi siswa.
27. Diskriminatif. Semua murid itu adalah sama derajatnya di mata kita.
28. Tidak memperhatikan perbedaan individual. Potensi, kekurangan dan kelebihan. Harus dengan jeli dipantau.
29. Gaptek. Saat ini, murid dengan mudah sekali menjadi lebih pintar dari guru karena kemajuan teknologi. Sehingga tentu saja para guru tidak boleh ketinggalan, apalagi teknologi dapat mempermudah guru dalam mempersiapkan bahan, mempermudah penyampaian dan tentu saja dengan hasil yang lebih maksimal. Persiapkanlah setiap generasi sesuai dengan zamannya.
30. Mismatch. Disinilah pentingnya kurikullum.
31. Lupa membaca dan belajar. Dari semua kesalahan-kesalahan di atas, kesalahan terakhir ini adalah yang paling parah. Jika seorang guru saja malas belajar, bagaimana mungkin dia bisa menciptakan generasi terbaik?. Bukankah perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri?
Berikut adalah lima kesalahan guru ketika mengajar yang bisa mengakibatkan kegagalan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Kesalahan #1. Berpikir Egosentris. Ini kesalahan paling mendasar yang benar-benar kurang disadari oleh guru. Kesalahan ini juga akan berdampak pada timbulnya kesalahan-kesalahan lain. Pernahkah Anda mendengar keluhan seperti ini, “Saya sudah bersungguh-sungguh mengajar kelas ini tetapi hasilnya sangat mengecewakan!” Atau keluhan yang ini, “Anak ini lho, sudah dijelaskan berkali-kali tetap saja tidak mengerti!” Dua contoh keluhan tersebut menunjukkan bahwa guru yang bersangkutan berpikir egosentris, hanya menurut dirinya sendiri. Ya, menurut guru itu, dia sudah mengajar dengan sungguh-sungguh atau sudah menjelaskan berkali-kali. Dia tidak berpikir tentang masalah yang dihadapi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran sehingga tidak berhasil. Jangan-jangan karena guru tidak bisa berkomunikasi secara runtut dengan bahasa yang mudah dipahami? Atau, mungkin gaya belajar siswa visual dan kinestetik tetapi tidak dipenuhi oleh guru, sehingga gaya mengajar guru tidak acceptable bagi siswa?
Kesalahan #2. Tidak Peka Terhadap Perubahan Suasana Kelas. Dalam proses pembelajaran, wajib hukumnya seorang guru mengendalikan kelas. Sepenuhnya! Hal ini penting agar proses pembelajaran berjalan lancar. Kita tahu bahwa kelas terdiri atas berbagai karakter. Oleh karena itu harus diupayakan agar karakter yang beragam itu dapat diorkestrasikan menuju terwujudnya simponi pembelajaran yang enak dinikmati (coba cek lagi pembelajaran kuantum). Diorkestrasikan menuju simponi pembelajaran yang enak dinikmati, artinya bahwa seluruh potensi kelas (siswa) harus diberdayakan untuk saling membantu sehingga terwujud keberhasilan bagi setiap individu. Dengan demikian rata-rata prestasi kelas menjadi tinggi. Contoh ketidakpekaan guru ketika mengajar misalnya membiarkan badut kelas mengalihkan perhatian siswa yang sedang asyik mengikuti penjelasan guru sehingga konsentrasi kelas menjadi terpecah. Atau membiarkan siswa yang tidak tertib mengganggu konsentrasi siswa lain yang sedang belajar. Hal ini tampaknya persoalan kecil, tetapi kalau tidak segera dibenahi bisa berakibat kegagalan seluruh kelas. Ini terkait dengan manajemen kelas.
Kesalahan #3. Komunikasi Tidak Efektif. Contoh komunikasi tidak efektif (guru ingin mengingatkan agar siswa mengerjakan PR yang diberikan), “Anak-anak, awas jangan lupa lho dengan PR kamu. Kamu kerjakan semuanya. Kalau kamu tidak mengerjakan PR kamu, maka besok tidak akan mendapatkan nilai dari bu guru.” Kenapa tidak dikatakan saja seperti ini, “Anak-anak, ingat, kerjakan PR-mu. Semuanya! Besok Ibu nilai.” Bukankah bahasa yang kedua lebih irit, dan karenanya lebih efektif. Jadi, ketika kita bermaksud meminta sesuatu, katakan saja secara tepat apa yang kita maksudkan. Kalau anak disuruh diam, ya katakan, “Anak-anak, diam!” Kalau anak-anak disuruh memperhatikan penjelasan guru, ya katakan saja, “Anak-anak, lihat ini!” dan semacamnya.
Kesalahan #4. Mengajar Tanpa Persiapan. Berbicara mengenai persiapan mengajar, saya teringat seorang teman yang berkata begini, “Ingin berhasil dalam mengajar, buat persiapan secara matang!” Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film. Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik. Begitu pula, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar. Kebanyakan guru (kabarnya) enggan membuat persiapan secara benar. Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seolah tanpa arah. Padahal, guru itu seorang profesional. Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Saya percaya Anda akan memperbaiki kesalahan Anda dalam mengajar (kalau kemarin-kemarin tidak membuat persiapan yang benar), sehingga hasil pembelajaran siswa benar-benar menggembirakan semua komponen (yang terkait dengan pembelajaran Anda).
Kesalahan #5. Tidak Melakukan Evaluasi Menyeluruh. Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh. Kalau Anda pernah membuat skripsi tentang penelitian kuantitatif, Anda pasti ingat bahwa instrumen yang Anda gunakan harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi pembelajaran pun sebetulnya harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi harus valid dan reliable. Tetapi untuk bahasan ini, kita tidak akan sedetail ketika menyusun skripsi. Arti menyeluruh di sini adalah bahwa penyusunan soal evaluasi pembelajaran minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban singkat. Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).
        Sekali lagi, pendapat di atas hanya berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Anda pun dapat menginventarisasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan ketika mengajar atau kesalahan teman-teman sejawat.
      Kata kuncinya: Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.
Ya, Awali niat mengajar dengan Bismillah Lillahi Ta'ala, "saya berangkat mengajar untuk mendidik anak bangsa selayaknya saya mengajar dan mendidik anak kandung saya". Kalo sudah ada statement sperti ini kayaknya guru siapapun pasti ikhlas dalam mengajar. dan hasilnya pun maksimal. Maka sayangilah murid anda selayaknya menyayangi anak anda sendiri, saya merasakan hal ini benar2 terjadi. Kemudian belajar dari buku, belajar dari teman, belajar dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri. Semoga bermanfaat.
 
Tweet

Terimakasih anda telah membaca artikel tentang Sharing Kebiasaan Guru di Kelas. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan anda untuk mencantumkan link http://pakazi.blogspot.com/2015/07/sharing-kebiasaan-guru-di-kelas.html. Terimakasih atas perhatiannya.

Related Posts

  • Sepuluh Amalan Ketika Ramadhan 10 Amalan Yang perlu diperhatikan ketika Ramadhan Bulan Suci Ramadhan tid ... [Readmore]
  • Sudah Siapkah Anda Menyambut Ramadhan? Sudah Siapkan Anda Menyambut Ramadhan? Persoalan pertama Siapa yang tid ... [Readmore]
at 9:48:00 PM
Labels: kebiasaan guru waktu mengajar, kesalahan guru dalam mengajar, Kumpulan Motivasi, Trik Guru Mengajar

{ 0 comments... read them below or add one }


Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Popular Posts

  • MATERI PAI SMK KELAS X
    MATERI PAI SMK KELAS X
    Berikut ini materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berkurikulum KTSP..Untuk memudahkan pembelajaran maka tidak melulu belajya belaj...
  • MATERI PEMBELAJARAN PAI SMK KELAS XII
    MATERI PEMBELAJARAN PAI SMK KELAS XII
    MATERI PEMBELAJARAN PAI SMK KELAS XII  DALAM MATERI INI HANYA TERDAPAT  VIDEO TENTANG TATA CARA PROSES PERNIKAHAN VIDEO TE...
  • Soal UKK PAI semester Genap
    Untuk memnuhi permintaan para pengunjung blog ini, mohon maaf atas keterlambatan kami baru update soal-soal PAI ..Langsung aja deh bagi yang...
  • KISI-KISI dan SOAL UAS PAI SMK TAHUN 2012
    KISI-KISI dan SOAL UAS PAI SMK TAHUN 2012
    Buat Para siswa yang mempersiapkan diri untuk menghadapi UAS semester 3..Kali ini say akan berbagi pelajaran buat anda. Semoga apa ya...
  • MATERI PAI SMK KELAS XI
    MATERI PAI SMK KELAS XI
    Berikut ini materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berkurikulum KTSP..Untuk memudahkan pembelajaran maka tidak melulu belajya belajar...
  • Perilaku Taubat
    Perilaku Taubat
    MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI                 Standar Kompetensi : 3.       Membiasakan perilaku terpuji.   Kompete...
  • Download RPP SD kurikulum 2013
    Download RPP SD kurikulum 2013
    Download RPP SD Kurikulum 2013 Sistem pendidikan indonesia dari tahhun ke tahun selalu berubah dikarenakan mengikuti perkembangan zama...
  • RPP, PROSEM, PROTA PAI SMK KELAS XI
    RPP, PROSEM, PROTA PAI SMK KELAS XI
    RPP, PROTA, PROSEM PAI SMK KELAS XI TAHUN 2012/2013 Bagi para Bapak / Ibu Guru yang mengampu mata pelajaran PAI diwajibkan memiliki RPP...
  • MATERI PAI SMK KELAS XII
    MATERI PAI SMK KELAS XII
    Berikut ini materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berkurikulum KTSP..Untuk memudahkan pembelajaran maka tidak melulu belajya belajar...
  • VIDEO PELAJARAN PAI SMK KELAS XI SMK
    VIDEO PELAJARAN PAI SMK KELAS XI SMK
    VIDEO PEMBELAJARAN PAI SMK KELAS XI SMK Dalam Materi Kelas XI ini Hanya Mengenai Tata Cara Pengurusan Jenazah dan Sholat Jenazah         ...

Kategori

MATERI RPP Informasi seputar Puasa Ramadhan Kumpulan Matreri PAI Kumpulan Soal PAI SMK Kumpulan Motivasi download RPP materi pai smk kelas xi materi pai smk kelas xii DOWNLOAD MATERI PAI KELAS XII Download Soal UN 2014 Download kitab kuning Full KISI-KISI SOAL UAS GASAL KELAS XI 2013 download kisi-kisi UKG 2014 download murottal 30 juz download rpp kurikulum 2013 hipno dasar jilbab gaul kesalahan guru dalam mengajar ketentuan kaffarat keunggulan VSI kisi soal pai uas kelas X GASAL 2013 kisi-kisi soal uas pai 2012 video mandi jenazah
Copyright Belajar PAI Online: Sharing Kebiasaan Guru di Kelas